Mengupas Tradisi Malam Tirakatan 17 Agustus di Desa Bektiharjo Semanding

Sehari sebelum tanggal 17 Agustus yaitu saat merayakan hari kemerdekaan Indonesia, sering digelar malam tirakatan atau malam menjelang esok merayakan dirgahayu Indonesia. Saat malam tirakatan ini biasanya warga akan datang dan kumpul untuk kemudian mengenang jasa-jasa para pahlawan, diantaranya dengan mendengarkan "kesaksian" atau kisah dari para sesepuh warga yang dahulu sempat mencicipi bagaimana perjuangan merebut kemerdekaan negeri ini. Ada juga yang memodifikasinya dengan berdoa, berkirim hadiah tahlil untuk para pejuang, syuhada negeri ini. Kegiatan ini biasanya akan menjadi inti dari acara tirakatan tersebut selain nantinya juga akan ditutup dengan ramah tamah dari warga sendiri.

Tirakatan di RW 06 Desa Bektiharjo

Malam Tirakatan itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa arab Thariqat-Thariq, yang berarti jalan, secara harfiahnya. Secara definitif, Thariqat berarti suatu proses perjalan mencari kebenaran, atau mencari jalan yang benar. Bisa diartikan Thariqat atau Tirakat adalah pencarian nilai-nilai kebenaran. Pencarian nilai itulah yang mengilhami adanya malam tirakatan 17 Agustus. Mencari nilai tentang spirit kenegarawanan, spirit perjuangan yang telah dlakukan para pendahulu untuk membuat kemerdekaan indonesia. Spirit itulah yang harus ada, bukan hanya ketika hari kemerdekaan saja atau ketika malam tirakatan saja. Tetapi harus ada terpatri selamanya dalam hati warga indonesia.

Tirakatan di Kampung Jegong Desa Bektiharjo 

Kira-kira begitulah makna dari Malam Tirakatan 17 Agustus, kita ambil sisi positifnya sajalah. Di desaku tadi malam juga diadakan dan cukup meriah. Ratusan bahkan mungkin ribuan orang warga terlibat dalam prosesi malam tirakatan. Tiap RT mengadakannya. Acara kemudian ditutup dengan makan malam dan ramah tamah dengan tetangga-tetangga sembari mempererat tali persaudaraan.

Hidangan yang disajikanpun lumayan beragam dan nikmat. hehehe...

Kegiatan ini merupakan penerapan nilai-nilai gotong royong dan kerukunan dari warga karena semua yang dipersiapkan ialah dari, oleh dan untuk warga itu sendiri. Hal-hal seperti inilah yang sebenarnya menjadi keunggulan bangsa Indonesia yang dahulu memang dikenal dengan gotong royong dan kerukunan serta toleransinya.
Akan tetapi sekarang makin tergerus oleh arus teknologi dan juga paham individualisme, sehingga tidak terlalu memperdulikan untuk bersosialisasi dengan tetangga ataupun lingkungan sekitar. Bagaimana dengan anda ?
Apakah anda masih mengikuti tradisi malam tirakatan ini atau justru sebaliknya sekarang anda berada dalam lingkungan yang sangat indiviudalistis ?? 

 Tirakatan di RW 04 Desa Bektiharjo

Semoga bermanfaat bagi kita semua dan memberikan nilai positif untuk perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia. MERDEKA!!!!

Bektiharjo, 17 Agustus 2019

Sumber: kompasiana.com (dengan perubahan seperlunya)

-------------------------
Informasi, saran, kritik, Hubungi segera : 

WA: 0811 3010 123

sms:08113010123?body=halo
Telp/SMS : 0811 3010 123

*tombol hanya berfungsi jika anda mengakses web ini via Smartphone

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengupas Tradisi Malam Tirakatan 17 Agustus di Desa Bektiharjo Semanding"

Post a Comment