Serangan hama ulat jagung, Kerugian Petani di Bektiharjo Ditaksir Mencapai 14 M

Diperkirakan terdapat ribuan hektar lahan pertanian di Bektiharjo Semanding yang terdampak serangan ulat pada tanaman jagung mereka. Dari jumlah tersebut, 1.211 hektar tanaman petani dinyatakan mengalami puso atau gagal panen.


Sekretaris Desa Bektiharjo, Wirlilik Gundoyo mengatakan, dari hasil pendataan terdapat 1.346 hektar tanaman jagung yang terkena dampak serangan hama ulat grapyak. 1.211 hektar diantaranya mengalami gagal panen.

"Terdapat 7 kelompok tani di desa ini, dan total ada seribua dua ratus sebelas hektar yang fuso pada periode musim tanam tahun ini" ujarnya, Jumat (10/01/2020).

Total kerugian yang dialami oleh petani jagung dalam bencana ulat ini ditaksir mencapai Rp 14,3 milyar. Nilai ini dihitung berdasarkan asumsi harga jagung per kg Rp 3.200. Potensi kehilangan produksi 44.821 kwintal jagung.

Untuk membantu meringankan petani, para petani dan kelompok tani di Desa Bektiharjo berharap agar asuransi petani segera direalisasikan di desa ini. Juga diharapkan ada tim PHT yang terjun ke lapangan untuk mencari akar permasalahannya. Selain itu pemerintah diharapkan ikut membantu penyediaan benih jagung untuk petani. Di samping itu, program SLPHT (Sekolah Lapangan Penanggulangan Hama Terpadu) harus segera direalisasikan.



Dari pantauan lapangan, sejumlah lahan yang ditanami jagung kelihatan menghijau. Namun bila dilihat dari jarak dekat, banyak ulat ditemukan di daun dan batang.


-------------------------
Informasi, saran, kritik, Hubungi segera : 

WA: 0811 3010 123

sms:08113010123?body=halo
Telp/SMS : 0811 3010 123

*tombol hanya berfungsi jika anda mengakses web ini via Smartphone

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Serangan hama ulat jagung, Kerugian Petani di Bektiharjo Ditaksir Mencapai 14 M"

Post a Comment