Pesona Keistimewaan Wisata Kolam Renang Bektiharjo Semanding Tuban

Terletak sekitar -+5 Km dari pusat Kabupaten Tuban, Wisata Bektiharjo dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan rekreasi bagi semua kalangan, baik bagi yang masih ehmm jomblo (single kalau tidak mau disebut jomblo) maupun bagi yang sudah berkeluarga.


Beberapa waktu yang lalu, tepatnya hari senin tanggal 25 maret 2013 ketika saya berkunjung ke Wisata Bektiharjo dengan adik saya yang paling kecil, harga tiket masuk rerata untuk dewasa Rp 4.500,00 per orang dan utk parkir dikenakkan biaya Rp 2.000,00. Sedangkan untuk anak-anak harganya dibawah itu (lupa).

Untuk sampai dilokasi Wisata Bektiharjo Tuban bisa menggunakan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat karena jalan untuk menuju lokasi Wisata Bektiharjo sudah diaspal yang memudahkan kendaraan wisatawan untuk menjangkau lokasi taman wisata sumber mata air alam ini.

Lingkungan yang asri, nyaman, teduh dan sejuk menjadi penunjang utama bagi wisatawan yang jenuh dengan suasanaperkotaan. Kolam renang dengan standart nasional yang diisi langsung dari sumber alam. Pemandian ini terletak kurang lebih 5 km dari pusat kota kearah selatan tepatnya pada Ds Bektiharjo Kec Semanding Kab Tuban
Sendang Bektiharjo atau Sendang Widodaren di Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, memang telah lama dikenal menyimpan nilai historis. Sampai hari ini masyarakat masih percaya sumber air yang konon muncul tiba-tiba berkat kesaktian Raden Aryo Dandang Wacana yang diyakini sebagai Bupati Pertama Kabupaten Tuban ini memiliki kekuatan mistis lumayan besar. Tak jarang di tempat ini digelar upacara ritual. Bahkan Pemkab Tuban pun mengandekan acara Siraman Waranggono tiap tahun di tempat ini.
Tetapi benarkah Kabupaten Tuban berawal dari Sendang Bektiharjo ini ? Buku Babat Tanah Jawi yang memuat kisah raja-raja seluruh tanah Jawa menyebutkan, suatu saat, atas wangsit (petunjuk) dari Hyang Widdi, Raden Aryo Dandang Wacana, putra Raden Arya Dandang Miring yang memerintah Kadipaten Lumajang Tengah, membabat alas Papringan. Saat itu kemarau dan panas terik sekali, sedang hutan Papringan yang tandus tak menyediakan sumber air buat kebutuhan Raden Arya Dandang Wacana dan anak buahnya.
Ia lalu semedi, memohon kemurahan Yang Maha Kuasa agar diberi sumber air sehingga pekerjaan membuka hutan Papringan bisa kelar. Permohonan Raden Arya Dandang Wacana terkabul. Dengan tiba-tiba air menyembur dari tanah bekas pohon bambu yang ditebang anak buah Arya Dandang Wacana. Sontak mereka berteriak takjub dan girang: ” Metu banyune, metu banyune….”
Giranglah hati Raden Arya Dandang Wacana. Untuk mengabadikan peristiwa “ajaib” itu, maka hutan Papringan yang dibukanya untuk pemukiman baru tersebut diberi nama Tuban, diambil dari kata me-Tu Banyune itu.
R. Soeparmo dalam bukunya 700 Tahun Kabupaten Tuban menulis, Raden Aryo Dandang Wacana kemudian membuat pemukiman di hutan Papringan yang telah dibuka tersebut. Lama-kelamaan pemukiman itu tambah ramai. Banyak pendatang yang memohon pada Raden Arya Dandang Wacana untuk diperkenankan turut bermukim di kampung baru bernama Tuban itu. Pancaran air dari dalam tanah itu pun semakin lama semakin besar hingga airnya meluber menggenangi daerah sekitarnya.
Setelah Aryo Dandang Miring mangkat, Aryo Dandang Wacono tidak mau meneruskan kedudukan ayahnya sebagai Adipati Lumajang Tengah. Arya Dandang Wacana memilih tetap bermukim di Tuban dan memproklamirkan kampung barunya itu sebagi kadipaten menggantikan kadipaten Lumajang Tengah yang berpusat di utara Gunung Kalak Wilis, tepatnya di Dusun Bogang, Desa Wadung, Kecamatan Jenu.
Menurut R Soeparmo, pusat pemerintahan Kadipaten Tuban pimpinan Arya Dandang Wacana ada di Desa Bektharjo, Kecamatan Semanding. Nama Bektiharjo sendiri bermakna Pengabdian (Bekti) untuk Kemakmuran (Harjo). ” Ya karena setelah menjadi keraton, kawulo selalu ke sini untuk menghaturkan bulu-bekti atau pajak kepada Adipati. Makanya dinamakan Bektiharjo,” kata Sukandar, Juru Kunci Sendang Bektiharjo.
Konon, keraton tempat Arya Dandang Wacana tinggal berada di tengah-tengah telaga Bektiharjo. Karena perkembangan zaman, hutan di sekitar telaga yang tercipta dari pancaran air hutan Papringan itu rusak parah. Akibatnya debit air telaga menyusut dan menyisakan sebuah sendang yang kini sebagai Wisata Pemandian Umum Bektiharjo.

Diragukan

Tetapi kisah dari Babat Tanah Jawi ini diragukan sebagian kalangan. Menurut sejumlah sejarahwan, tidak cukup bukti yang memperkuat kisah asal-usul Tuban tersebut. Tokoh Dandang Wacono pun dianggap hanya tokoh mitologi, bukan tokoh yang benar-benar pernah ada pada masa lalu.
Dr. Soedjarwoto Tjondronegoro, Lektor Ilmu Sosial Universitas Ronggolawe (Unirow) Tuban, menilai, nama Dandang Wacono kemungkinan hanya “nama samaran” atau sindiran. ” Dandang artinya hitam, Wacono artinya wajah atau muka. Dandang Wacono berarti Orang yang berwajah hitam. Bisa jadi ini sanepan (ibarat) untuk tokoh sejarah yang sebenarnya, kalau tidak malah hanya nama fiktif yang sengaja diadakan oleh penulis buku Babat tersebut,” komentar Dr. Soedjarwoto.
Dr. Soedjarwoto lebih sepakat dengan hasil penelitian Prof. Dr. Soeripan Sadihutomo (alm.), Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa), bahwa nama Tuban mulai digunakan sejak Rakryan Rangga Lawe diwisuda sebagai Adipati oleh Raden Wijaya usai penaklukan Gelang-gelang dan mengusir tentara Tartar. Dalam Pararaton dan Harsya Ranggalawe, peristiwa itu bertepatan dengan tanggal 12 November 1292 Masehi.
Nama Tuban sendiri disebut berasal dari kata Tubo-an (tubo/tuba, racun), karena di tempat yang kemudian menjadi Tuban ini prajurit Tartar pimpinan Kau Hsing dan Ikke Mese berhasil dihancurkan. ” Prajurit Tartar itu diajak berpesta setelah Jayakatwang di Glang-glang atau Daha berhasil dikalahkan. Nah, minuman para prajurit Tartar itu diberi tubo atau racun dari getah pohon jinu (Jenu). Karena itu daerah ini kemudian diberi nama Tuban, artinya tempat untuk meracuni, atau bisa juga tempatnya racun,” pungkas Soedjarwoto.

-------------------------
Informasi, saran, kritik, Hubungi segera : 

WA: 0811 3010 123

Telp/SMS : 0813 3519 6837

*tombol hanya berfungsi jika anda mengakses web ini via Smartphone

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pesona Keistimewaan Wisata Kolam Renang Bektiharjo Semanding Tuban"

Post a Comment