Pengrajin Welit Desa Bektiharjo Menembus Pasar Internasional
Sumber daya alam yang melimpah tidak disia-siakan oleh Suwito (56), warga Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Di rumah sederhana miliknya, ia membuat usaha welit berbahan daun rembulung atau daun pohon sagu.
"Welit biasa digunakan untuk atap warung. Atau kandang juga bisa," kata Suwito
Usaha yang ia geluti sejak 26 tahun lalu itu, penjualannya dari lingkup lokal hingga luar negeri. Pembeli berdatangan dari Nganjuk, Bojonegoro, Cilacap, Madiun, Malang hingga Malaysia.
"Pemasok dari Malang yang menjual ke Malaysia. Pokoknya welit berapapun pasti diambil," jelasnya
Untuk memasok bahan pembuat welit, Suwito mengaku mendapatkan dari desa sekitar. Seperti Desa Bektiharjo, Perunggahan, Nambangan dan Merakurak.
Pembelian bahan welit, Suwito membeli dalam bentuk pohon utuh dari tanah warga. Dengan luas tanah 50x60 meter. Uang yang ia keluarkan untuk bahan dasar tersebut sejumlah Rp 500.000.
"Pendapatan setiap bulan kira-kira Rp 1.500.0000," kata Mbah To, sapaan akrab Suwito
Keuntungan tersebut ia peroleh dari hasil penjualan welit, dengan tiap 100 biji ia hargai Rp 35.000. Ukuran welit sendiri kurang dari setengah meter.
"Welit bisa tahan sampai 20 tahun," pungkas bapak tiga anak tersebut.
Sumber: bloktuban.com.
-------------------------
Informasi, saran, kritik, Hubungi segera :
WA: 0811 3010 123
Telp/SMS : 0813 3519 6837
*tombol hanya berfungsi jika anda mengakses web ini via Smartphone
0 Response to "Pengrajin Welit Desa Bektiharjo Menembus Pasar Internasional"
Post a Comment